IFAB Pertimbangkan Hapus Rebound Penalti untuk Piala Dunia 2026 – Simak Hasil Lengkapnya di Jalalive. Pada tahun 2026, dunia sepak bola akan menyaksikan salah satu turnamen terbesar, yakni Piala Dunia. Dalam konteks ini, IFAB (International Football Association Board) sedang mempertimbangkan perubahan besar yang bisa mempengaruhi cara penalti dijalankan, khususnya mengenai aturan rebound. Perubahan ini tentu menjadi sorotan banyak penggemar dan pelaku sepak bola. IFAB Pertimbangkan Hapus Rebound Penalti untuk Piala Dunia 2026 – Simak Hasil Lengkapnya di Jalalive Penting untuk memahami latar belakang aturan rebound penalti sebelum membahas potensi perubahan pada tahun 2026. Dalam sejarah sepak bola, penalti merupakan salah satu momen paling dramatis dalam pertandingan. Ketika seorang pemain melanggar lawan di dalam kotak penalti, tendangan penalti pun diberikan. Namun, aturan mengenai rebound atau kesempatan kedua setelah tendangan penalti telah mengalami evolusi. Asal Usul Aturan Penalti Aturan penalti pertama kali diperkenalkan pada tahun 1891. Awalnya, jika tendangan penalti gagal, maka permainan dilanjutkan tanpa ada peluang kedua bagi penendang. Perubahan demi perubahan kemudian terjadi, termasuk diizinkannya rebound pada tahun 1997, yang memberikan pemain kesempatan kedua untuk mencetak gol jika bola tidak berhasil ditangkap oleh kiper. Dampak dari Adanya Rebound Dengan adanya aturan rebound, sejumlah faktor dapat dipertimbangkan. Taktik Permainan: Rebound membuka peluang bagi tim untuk mencetak gol lebih banyak. Pemain bisa bersiap-siap untuk menyambar bola. Tekanan kepada Kiper: Kiper kini harus lebih waspada karena mereka tidak hanya menghadapi satu peluang tetapi dua. Jika mereka gagal menahan tembakan, pemain lain bisa dengan cepat melakukan serangan. Dari sudut pandang strategis, ini berarti pelatih juga perlu menyiapkan taktik tambahan saat mengajukan strategi untuk penalti. Pro dan Kontra Aturan Rebound Seperti halnya setiap aturan, ada...